![]() |
Foto Besama Mahasiswa, Dosen, Kepala Sekolah dan Siswa SMA Wijaya Kusuma Setelah Kegiatan Penyuluhan |
Sekolah Menengah Atas Wijaya
Kusuma, merupakan sebuah Sekolah Menengah Atas Swasta yang terletak di Jl.
Mujahidin No. 17A Rambutan, Jakarta Timur.
Layaknya sekolah sekolah lainnya,
SMA Wijaya Kusuma pun didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mencetak
generasi penerus bangsa yang berkualitas, yang siap menghadapi tantangan
global. Oleh karena itu para siswa harus dibekali dengan berbagai ilmu
pengetahuan yang memadai. Hal ini karena generasi muda merupakan generasi
penerus bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, yang diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung
jawab untuk kelestarian hidup Bangsa dan Negara. Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya sudah sepantasnya mereka harus terhindar dari berbagai perilaku
perilaku menyimpang.
Menelisik dinamika kehidupan sehari
hari, Masalah perilaku merokok, Narkoba dan Seks Bebas dikalangan generasi muda
sudah menjadi keresahan dalam masyarakat, sehingga seringkali menjadi topik
utama dalam setiap perbincangan. Para pemerhati generasi muda sudah mulai gerah
dengan informasi yang beredar baik melalui media cetak maupun daring. Mirisnya
lagi perilaku-perilaku menyimpang ini dilakukan oleh para remaja, yang mana
merupakan generasi-generasi muda penerus bangsa ini.
Mengutip data dari Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) dalam buku Fakta Tembakau 2014 menunjukkan, tren perilaku
merokok terjadi sejak usia muda. Sekitar 75,7 persen perokok Indonesia mulai
merokok pada umur belasan tahun, kurang dari 20 tahun. Padahal, semakin dini
umur perokok, semakin tinggi pula gangguan produktivitas dan kualitas sumber
daya manusianya.
Hasil Riskesdas 2018 juga
memperlihatkan 9,1% perokok ada pada kalangan usia remaja, hal ini masih jauh
dari target Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2019 yaitu menekan
perilaku merokok hingga 4,1%.
Selain perilaku merokok,
remaja juga sering menyalahgunakan
NAPZA. Mengutip, Luqman, 2008: bahwa Maraknya penyalahgunaan NAPZA tersebut
tidak hanya di kota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil
diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi
menengah kebawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Penyalagunaan NAPZA ini
rata rata terjadi pada umur antara 15-24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah
sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA.
Selain Perilaku Merokok dan NAPZA,
Remaja yang sedang mengalami pubertas (pengembangan kepribadian) cenderung
dilematis untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, sehingga
mengakibatkan kenakalan yang mengarah pada kebebasan seks dan sejenisnya. Di
sini terlihat bahwa sex instruction tanpa education in sexuality dapat
menyebabkan promiscuity (pergaulan dengan siapa saja) serta hubungan-hubungan
seks yang menyimpang (Suraji dan Sofia Rahmawatie, 2008: 13)
Narkoba adalah salah satu zat
adaptif yang ketika dikonsumsi oleh seseorang, akan menjadi kecanduan. Sama
halnya juga dengan rokok dan seks bebas. Ketiga perilaku menyimpang tersebut dapat mengakibatkan kecanduan
sehingga jika terus dibiarkan, akan merusak generasi-generasi bangsa. Untuk
seks bebas, bisa menimbulkan kehamilan diluar nikah. Hal ini diperparah bila
seks yang terjadi adalah seks beresiko. Akibatnya adalah tertularnya penyakit
menular seksual/PMS.
Melihat fenomena itu maka para
Dosen dan Mahasiswa KesmasUMHT berinisiatif untuk berkolaborasi dan ikut ambil
bagian dalam upaya pencegahan dengan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat dalam rangka memberikan edukasi kepada siswa Siswi di SMA Wijaya
Kusuma Jakarta Timur. Edukasi ini berupa penyuluhan dengan topik : Upaya
Mencegah Perilaku Merokok, Narkoba dan Seks Bebas.
Kolaborasi ini adalah bentuk
aplikasi dari 4 Mata Kuliah yaitu Media Komunikasi, Promosi Kesehatan di
Institusi, Promosi Kesehatan di Komunitas dan Advokasi Kesehatan.
Adapun Dosen Pengampu Mata Kuliah
tersebut diantaranya : Dr. Nur Asniati Djaali, SKM., MKM; Ajeng Setianingsi,
SKM., MKes dan Petrus Geroda Beda Ama, SKM., M.Kes
Sementara mahasiswa yang ikut ambil
bagian dalam penyuluhan sebanyak 5 orang diantaranya adalah : Citto Mahya Puspa
Jelita, Widya Indasari, Nuke Moli Marwani, Nurul Fadila dan Raja Ali Rido
Daulay.
Kegiatan ini dilakukan di Kelas 10
SMA Wijaya Kusuma Jakarta Timur pada hari jumat, tanggal 19 Juli 2019, km pkl
7.30 s/d 9.30, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Acara dibuka lansung oleh
Bpk Drs. Sutopo selaku Kepala Sekolah SMA Wijaya Kusuma. Dalam sambutannya, Bpk
Kepala Sekolah mengapresiasi kegiatan Mahasiswa dan Dosen tersebut. Menurutntya
pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini.
Harapannya adalah, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi siswa,
minimal mereka mengetahui efek dari perilaku-perilaku menyimpang tersebut.
Dengan demikian kecenderungan untuk berperilaku menyimpang dapat ditekan.
Terpisah, Bpk Kepala sekolah SMA
Wijaya Kusuma dalam diskusi berharap, kegiatan penyuluhan seperti ini harus
seringkali dilakukan sebagai salah satu langkah prefentif untuk menyelamatkan
generasi muda penerus bangsa ini.
Dalam proses penyuluhan
berlangsung, terlihat para siswa sangat antusias mengikutinya.
![]() |
Siswa Antusias Mengikuti Kegiatan Penyuluhan |
Ketika sesi diskusi dibukapun para
siswa berlomba-lomba mengajukan pertanyaan. Hal ini menunjukan bahwa para siswa
tersebut memiliki keingintahuan yang tinggi terkait perilaku perilaku
menyimpang . Harapannya adalah dengan pengetahuan yang diperoleh mereka dapat
menghindari perilaku menyimpang tersebut.
![]() |
Pemberian Piagam Sebagai Kenang-Kenangan oleh Petrus Geroda Beda Ama, SKM., M.Kes sebagai perwakilan dari Dosen Kesmas UMHT kepada Drs Sutopo, Selaku Kepala Sekolah SMA Wijaya Kusuma |
Kegiatan penyuluhan tesebut
kemudian di tutup dengan penyerahan kenang kenangan berupa piagam, yang
diterima lansung oleh Bpk Kepala Sekolah SMA Wijaya Kusuma dan dilanjutkan
dengan sesi Foto Bersama
By. Rust Gerotha
Artikel ini telah tayang di Laman Kompasiana pada tgl 19 Juli 2019 15:15
Lihat Artikel Lainnya di https://www.kompasiana.com/rustgerotha