Tuesday, October 22, 2019

EMOSI DAN STRES


Pengertian Emosi
Emosi adalah suatu perasaan atau gejolak jiwa yang muncul di dalam diri seseorang sebagai akibat dari adanya rangsangan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
Emosi sangat berhubungan dengan kondisi psikologis dan suasana hati seseorang yang dinyatakan dalam bentuk perilaku tertentu. Perasaan emosi bisa berupa emosi positif (emosi yang baik), dan bisa berupa emosi negatif (emosi yang buruk).
Banyak yang mengartikan kata “Emosi” sebagai bentuk amarah, namun sebenarnya kata emosi mewakili berbagai bentuk perasaan manusia. Beberapa bentuk emosi atau perasaan manusia diantaranya;
ü Sedih
ü Bahagia
ü Marah
ü Dan lain-lain

Pengertian Emosi Menurut Para Ahli
1. Daniel Goleman
Menurut Daniel Goleman, pengertian emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Menurutnya, emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dari serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
2. George Miller
Menurut George Miller, pengertian emosi adalah pengalaman seseorang tentang perasaan yang kuat, dan biasanya diiringi dengan perubahan-perubahan fisik dalam peredaran darah dan pernapasan, biasanya juga dibarengi dengan tindakan-tindakan pemaksaan.
3. William James
Menurut William James, pengertian emosi adalah kondisi budi rohani yang menampakkan diri dengan suatu perubahan yang jelas.
 4. Dr. Muhammad Najaati
Menurut Dr. Muhammad Najaati, arti emosi adalah kekacauan hebat yang meliputi segala aspek individu, dan berpengaruh terhadap perilakunya, perasaannya, dan fungsi vitalnya. Emosi berasal dari faktor psikologis seseorang.
 5. Angels
Menurut Angels, arti emosi adalah kondisi perasaan yang kompleks, yang diiringi dengan beberapa gerakan atau aktivitas kelenjar. Atau, perilaku yang kompleks yang didominasi oleh aktivitas lambung atau organ-organ intrinsik

Ciri-Ciri Emosi
Syamsu Yusuf mengatakan, ada tiga ciri-ciri emosi pada manusia:
  • Subjektif, emosi lebih cenderung bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi lainnya, misalnya berpikir.
  • Fluktuatif, emosi bisa berubah-ubah dalam waktu tertentu.
  • Berhubungan dengan panca indera, emosi dapat timbul ketika manusia melihat sesuatu terjadi di depan matanya.

 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, ada empat ciri-ciri emosi, yaitu:
  1. Perubahan fisik manusia, emosi membuat fisik seseorang mengalami perubahan. Misalnya, ketika seseorang merasa ketakutan makan ia akan terlihat pucat.
  2. Emosi diungkapkan dengan perilaku, sebagai contoh ketika seseorang sedang marah maka perilakunya cenderung meledak-ledak.
  3. Emosi terjadi karena pengalaman yang sifatnya pribadi, misalnya seseorang yang merasa takut terhadap suatu benda karena pernah mengalami pengalaman buruk dengan benda tersebut.
  4. Emosi sebagai motif, seseorang bisa melakukan sesuatu karena dipicu oleh emosinya. Misalnya, seseorang melakukan tindakan kekerasan karena marah atau benci.

Faktor Penyebab Emosi
Emosi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun secara umum penyebab emosi adalah faktor internal dan faktor eksternal. Mengacu pada pengertian emosi di atas, berikut adalah beberapa faktor penyebab timbulnya emosi:

1. Faktor Internal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari diri sendiri, yaitu perasaan seseorang. Perasaan seseorang merupakan faktor pemicu utama timbulnya emosi. Beberapa gangguan emosi dari faktor internal diantaranya:
  • Perasaan tidak mampu atau merasa bodoh.
  • Perasaan kecewa terhadap diri sendiri dan sekitarnya.
  • Perasaan cemas dan tidak percaya diri karena kekurangan dalam diri seseorang.
  • Perasaan sedih karena kurang kasih sayang.
  • Perasaan iri kepada saudara karena diperlakukan kurang adil.
  • Dan lain sebagainya.


 2. Faktor Eksternal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari luar, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Lingkungan keluarga dan sekolah yang terlalu sering menyalahkan seseorang.
  • Perlakuan dari orang sekitar yang memperlakukan seseorang yang sudah dewasa seperti anak kecil.
  • Orang tua dan keluarga yang menentang hubungan percintaan seseorang.
  • Tuntutan yang terlalu banyak kepada seseorang dengan risiko mendapat hukuman jika gagal melaksanakannya.
  • Dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Emosi Pada Manusia
1. Perasaan Cinta
Rasa cinta adalah emosi di dalam diri manusia dimana seseorang memiliki perasaan terikat dengan orang lain, benda, ataupun hal lainnya. Contoh rasa cinta; persahabatan, kepercayaan, rasa dekat, kemesraan, hormat.

2. Perasaan Marah
Rasa marah merupakan kebalikan dari rasa cinta, yaitu emosi di dalam diri manusia yang memutuskan perasaan seseorang terhadap orang lain. Rasa benci merupakan emosi negatif sehingga dapat menurunkan motivasi seseorang terhadap berbagai kegiatan.
Contoh rasa marah; benci, kesal, mengamuk, beringas, jengkel.

3. Perasaan Sedih
Rasa sedih adalah suatu emosi manusia yang ditandai dengan perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Contoh perasaan sedih; putus asa, melankolis, mengasihani diri sendiri, muram.

4. Perasaan Malu
Rasa malu adalah emosi dalam diri manusia akibat sebuah tindakan yang dilakukannya sebelumnya, dan kemudian ingin ditutupinya.

5. Perasaan Benci
Rasa benci adalah suatu keadaan emosi manusia yang menggambarkan ketidak sukaan, permusuhan, antipati. Rasa benci bisa terjadi karena sakit hati, ada ketidaksesuaian dengan perasaan, sehingga timbul rasa untuk menghindar, menjauhi, atau bahkan melenyapkan hal yang di benci tersebut.

6. Perasaan Takut
Rasa takut adalah emosi dalam diri manusia yang muncul pada saat situasi genting yang dihadapi seseorang. Contoh perasaan takut; cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.

7. Perasaan Cemburu
Rasa cemburu adalah emosi di dalam diri manusia yang merujuk pada fikiran negatif dan perasaan terancam, takut, dan khuatir kehilangan sesuatu yang dianggap berharga dalam hubungan antar manusia.

8. Perasaan Dengki
Rasa dengki adalah emosi negatif di dalam diri seseorang dimana orang tersebut merasa kurang senang melihat orang lain beruntung. Makna “dengki” di dalamnya bercampur dengan iri hati, benci, tidak suka, cemburu, dan sirik terhadap orang lain.

EKSPRESI & PERSEPSI DARI EMOSI
Emosi memiliki dampak yg besar pada org lain, bila mengekspresikannya dengan cara yg dapat dipersepsikan oleh org lain.
Banyak cara seseorang dalam mempersepsi respon emotional,
Misal : Salah satu teman kita berhasil menjadi juara kelas , Respon yang terjadi mungkin senang, mungkin jealous/cemburu. Artinya respon emosional tergantung pada persepsi seseorang  pada keadaan tersebut

SUMBER PERSEPSI EMOSI
Beberapa sumber persepsi emosi, antara lain :
  • q Voice /Suara

ü Teriakan;  karena  takut atau gembira
ü Rintihan;  karena sakit atau ketidakbahagiaan
ü Tertawa ; karena senang atau cemoo
ü Terisak, karena  menderita
ü Suara latang ; karena marah
  • q Facial Expressions /Ekspresi wajah
  • q Body Language /Bahasa tubuh


 ASPEK FISIOLOGI DARI EMOSI
Kita tdk menyadari apa yg sedang terjadi di dalam tubuh, saat marah, takut, gembira. Perubahan pada tubuh akibat emosi terjadi karena aktivitas sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat merupakan salah satu bagian dari sistem saraf pada manusia yang berfungsi untuk memegang segala kendali dan pengaturan atas kerja jaringan saraf sampai kepada sel saraf. Bagian dari sistem saraf pusat adalah otak besar, otak kecil, sumsum tulang belakang, dan sumsum lanjutan.
Sistem Syaraf Otonom Terdiri atas Sistem Syaraf Simpatis dan Sistem Syaraf parasimpatis. Kedua sistem saraf ini berperan penting dalam menentukan emosi pada manusia.
Sistem Syaraf Simpatis:
ü Aktif saat emosi kuat, misal takut/marah
ü Denyut jantung naik, tekanan darah naik, glukose naik, melepaskan hormon epinephrine (adrenalin) dan norepinephrine (noradrenalin)
Sistem Syaraf Parasimpatis :
ü Aktif saat tenang & relaks
ü Kebalikan dng sistem syaraf simpatis
ü Menghemat energi : tekanan darah normal,denyut jantung normal, mengalihkan darah ke alat pencernaan


POLA RESPON TUBUH DALAM EMOSI
Emosi MARAH & TAKUT
Denyut jantung naik, pembuluh darah di otot melebar, tubuh lebih siap melakukan aksi, gula darah dikeluarkan dari liver, pupil mata membesar, ketegangan otot meningkat, kecepatan perfasan meningkat.
Emosi TENANG /RELAX
Pada saat  tenang, maka Aktivitas dari sistem saraf Simpatis & Somatis menurun,  Aktivitas sistem saraf Parasimpatis naik.

OTAK & EMOSI
Otak terlibat dlm mempersepsi & menilai situasi yg membangkitkan emosi. Otak mengontrol aktivitas saraf otonom & somatis  yang mengontrol ekpresi fisiologis dari emosi
Bagian otak yg terlibat dalam mengatur & meng koordinasi emosi adalah HIPOTALAMUS & SISTEM LIMBIK.
Hipotalamus merupakan pusat pengendali fungsi tubuh dan sistem syaraf untuk menjaga agar kondisi tubuh kita selalu konstan dan stabil. Hipotalamus merupakan bagian kecil dalam otak tetapi mempunyai peranan yang sangat penting.
Sistem limbik adalah satu set struktur di otak yang mengontrol emosi, kenangan, dan gairah
Binatang jinak yg dirusak sistem limbiknya akan mjd buas, binatang buas, binatang buas, akan menjadi jinak.

Emosi juga menimbulkan gairah, misal :detak jantung, tekanan darah, pola bernafas, dsb
Indikasi gairah dapat dilihat melalui beberapa hal, diantaranya:, tekanan darah, denyut jantung, ukuran pupil,kecepatan pernafasan.
Gairah yang timbul akan memberikan energi. Gairah terendah terjadi Saat tidur nyenyak, pada titik gairah tertentu, gaira menimbulkan kinerja yang optimal sedangkan pada gairah tertinggi akan gangguan kecemasan. 


STRESS
Beberapa Ahli psikologi mendefinisikan Stess sebagai berikut:
1.     Selye (1982 dalam Ali Maskum, 2008) menyatakan definisi stres sebagai respon non spesifik dari tubuh di setiap tuntutan.
2.     Robbins (2001) menyatakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai sesuatu kesempatan di mana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
3.     Weinberg dan Gould (2003) mendefinisikan stres sebagai “a substantial imbalance between demand (physical and psychological) and response capability, under condition where failure to meet that demand has importance concequences”. Artinya, ada ketidakseimbangan antara tuntutan (fisik dan psikis) dan kemampuan memenuhinya. Gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut akan berdampak krusial.
4.     Anoraga (dalam Anggraeni, 2003) berpendapat bahwa stres merupakan tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.
5.     Lazarus & Folkman, (1984):  “Stress adalah keadaan internal yg dapat disebabkan oleh tuntutan fisik thd tubuh (penyakit, latihan, suhu tubuh yg ekstrim) atau oleh situasi lingkungan/sosial yg dinilai secara potensial berbahaya, membebani, tidak terkontrol atau melebihi sumber daya untuk coping”.

Berdasarkan pengertian di atas, stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar.

Apakah stres selalu berarti buruk? Jawabannya adalah Tidak.
Selye (1975) membagi stres menjadi 2 macam yaitu : eustress dan distress.
Eustress berarti stres yang baik. Stres yang ini menantang seseorang untuk menjadi lebih maju, dan bersemangat menghadapi suatu permasalahan. Contoh: kebutuhan untuk menang dalam sebuah pertandingan.
Distress berarti stres yang buruk. Stres yang ini membuat seseorang males mealakukan sesuatu. Stres ini juga bisa bikin seseorang jatuh sakit, tidak bersemangat, dan jadi lebih gampang emosi.

Ilustrasi lain, misalnya 2 orang mahasiswa karena tidak hadir mengikuti kuliah di salah satu jam pelajaran sehingga dosen memberikan sanksi berupa tugas makalah dengan target waktu tertentu, harus selesai dan di presentasikan dihadapan dosen dan teman teman sekelas. Dalam kondisi ini ada 2 kemungkinan stres yang terjadi. Tugas dari dosen ini adalah Stresor yang menimbulkan stress, kepada mahasiswa tersebut tergantung bagaimana mahasiswa tersebut menerima dan melaksanakan tugas itu. Jika mahasiswa tersebut menerima tantangan dosen tersebut dengan senang hati, mau menyelesaikan tugas tersebut walapun mungkin sulit, maka mahasiswa tersebut mengalami stress yang baik atau dinamakan Eustress. Namun sebaliknya jika mahasiswa tersebut ketika diberikan tugas, bawaannya malas, merasa tertekan, karena tugasnya sulit hingga bahkan jatuh sakit karena kepikiran akan tugas dari dosen tersebut, maka mahasiswa tersebut masuk dalam kategori distress.

Stressor adalah pemicu atau penyebab stress
Respon terhadap stress :
1)    Respon Fisik /Biologis (pusing, mual,dll)
2)    Respon Psikologis (cemas, depresi, putus asa, mudah marah,rasa tdk mampu coping,dll)

Stress adalah masalah terbesar dalam masyarakat. 75% penyakit fisik berhubungan dengan stress.
TIPE Perilaku berdasarkan ambang stressnya
1.     TIPE A : tidak sabaran, ambisius, selalu ingin mencapai goal dengan semangat, mengerjakan 2 hal sekaligus, kompetitif
2.     TIPE B : mudah bergaul, tenang,tdk mudah terganggu, flexible, non competitive.

STRESSOR
Setiap perubahan dlm lingkungan (yg menyedihkan & menyenangkan) membutuhkan “coping”
Beberapa peristiwa merupakan stressor pd banyak orang. Misal : infeksi penyakit, peristiwa berbahaya (Kebakaran/Banjir), Transisi utama dlm hidup, ancaman yg diantisipasi/aktual yg mengancam harga diri.
Perubahan dalam kehidupan pun bisa merupakan STRESSOR (Social Readjusment Rating Scale, Holmes & Rahe 1967).
Contoh Stressor karena perubahan hidup :
ü Kematian Pasangan
ü Perceraian
ü Penahanan di penjara
ü Kematian anggota keluarga dekat
ü Pernikahan
ü Kehamilan
ü Pensiun
ü Dipecat,dll 

 STRESSOR & STRESS CYCLES
Selain perubahan2 kehidupan, yang bisa menjadi Stressor adalah :
ü Situasi yg dirasakan terus menerus (luka, infeksi, sakit menahun, suhu, kebisingan, latihan)
ü Pertengkaran dlm kehidupan sehari-hari (pekerjaan, keluarga,aktivitas sosial, kesehatan, keuangan)
ü Frustrasi & Konflik
Stress, memiliki efek : Segera maupun jangka panjang (bila stressor bertahan lama). Jika efek stres menghalangi adaptasi terhadap lingkungan atau menimbulkan distress maka efek itu sendiri menjadi stressor.

DAMPAK STRESS PADA TUBUH
Hans Selye (1956,1976), menyatakan bahwa  ada respon dari tubuh terhadap stressor yg disebut GAS (General Adaptation Syndrome) yg terdiri dari 3 tahap:
1.     ALARM REACTION : respon langsung tubuh thd stressor untuk menyiapkan diri mengatasi stressor (syaraf simpatis aktif)
2.     RESISTANCE : bila stressor berlanjut, tubuh berusaha bertahan pada tahap ini dengan respon2 hormonal
3.     KELELAHAN :tubuh tdk lagi mampu bertahan  sehingga bisa menimbulkan psikosomatis, daya tahan tubuh menurun, sakit, lemah, kanker, berbagai penyakit datang. Jika bisa membawa kematian







No comments:

Post a Comment