Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan
penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga
suatu penyakit berlangsung secara natural.
Manfaat riwayat mempelajari alamiah
perjalanan penyakit :
- Untuk diagnostik : Masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
- Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
- Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan.
Riwayat alamiah penyakit pada umumnya
melalui tahap-tahap berikut :
1. Tahap
Pre-Patogenesis
2. Tahap
Patogenesis
3. Tahan
Pasca Patogenesis
Tahap Pre-Patogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam
keadaan Nomal /sehat, tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan
terganggu oleh serangan penyakit (stage
of suseptibility). Walapun demikian Pada tahap ini telah terjadi
interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar
tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh penjamu, dan siap
menyerang penjamu.Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda
penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.
Tahap Patogenesis
Meliputi 4 sub tahap yaitu
1. Tahap
Inkubasi
2. Tahap
dini
3. Tahap
lanjut dan
4. Tahap
akhir
Tahap Patogenesis
1. Tahap
Inkubasi, adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh
pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai
masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit
kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi
7 - 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru,
AIDS dan sebagainya. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan
berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi
tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul
gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala
penyakit disebut dengan Horison klinik.
2. Tahap
Penyakit Dini, Tahap penyakit dini dihitung mulai
dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit
tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang
berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi
dengan berobat jalan. Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar
dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah,
karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan
masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat
datang berobat sering talah terlambat.
3. Tahap
Penyakit Lanjut. Apabila penyakit makin bertambah
hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita
telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya memerlukan
perawatan lanjut.
4. Tahap
Akhir Penyakit. Perjalanan penyakit pada suatu saat
akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima
keadaan, yaitu :
1) Sembuh
sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya
bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
2) Sembuh
tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya
kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun
yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat
dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat
mental dan cacat sosial.
3) Karier
: pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit
memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit
penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang,
penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri
pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber
penularan
4) Kronis
: perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah,
dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan
yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap
berada dalam keadaan sakit.
5) Meninggal
dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi
karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap
tindakan kedokteran dan keperawatan.
Pola
Penyebaran Penyakit
Suatu penyakit
(menular) tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit, tetapi cenderung
untuk menyebar. Setelah menyelesaikan riwayatnya pada suatu rangkaian kejadian
sehingga seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit bersama dengan
kumannya dapat berpindah dan menyebar kepada orang lain/masyarakat.
Proses perjalanan
penyakit, kuman memulai aksinya dengan memasuki pintu masuk tertentu (portal of
entry) calon penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke penderita baru
lagi akan ke luar melalui pintu tertentu (portal of exit).
Pola Penyebaran
Penyakit biasa di kenal dengan Portal of
entry & portal of exit : diantarannya adalah melalui : Mulut, Kulit, Saluran
Pernapasan, Saluran pencernaan, atau saluran kemih.
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi proses terjadinya penyakit
Pada dasarnya, tidak
satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu faktor tunggal
semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur. Secara
Dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
1. Penyebab
kausal primer, dan
2. Penyebab
kausal sekunde
Penyebab
Kausal Primer
dibagi dalam 5 kelompok yaitu
1. Unsur
penyebab biologis, yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup
termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur,
kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada
penyakit infeksi menular
2. Unsur
penyebab nutrisi, yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi
dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat
nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan
air.
3. Unsur
penyebab kimiawi, yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya
berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras,
berbagai senyawaan kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas.
4. Unsur
penyebab fisika, yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui
proses fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini
terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan
kesehatan.
5. Unsur
penyebab psikis, yakni semua unsur yang dapat menyebabkan kejadian penyakit
gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Misalnya stres.
Penyebab
Non Kausal (Sekunder)
Penyebab sekunder
merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap
analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita
tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus
memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini
didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang
berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai
contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan
lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja,
tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan
unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer
untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit.
No comments:
Post a Comment