Pengertian Perkembangan
Secara
umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap dan
tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969).
Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya
ukuran badan dan fungsi fisik yang murni.
Perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas
mengenai gejala psikologis yang muncul (Monks, Knoers, Haditono, 1982).
Di sisi
lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh, yang mencakup tiga aspek,
yaitu:
1. Perkembangan
fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
2. Perkembangan
kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
3. Perkembangan
kepribadian dan sosial, seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender,
hubungan interpersonal. (Atkinson, Atkinson, Smith, Bem, Hoeksema, 1996.)
Perkembangan
Masa Prenatal
Perkembangan masa prenatal (pra kelahiran) dimulai
pada masa pembuahan hingga kelahiran, sekitar sembilan bulan.
Selama fase ini, sebuah sel tunggal tumbuh menjadi
organisme, lengkap dengan sebuah otak dan kemampuan berprilaku. (John W. Santrock,
2007)
Perkembangan Masa Prenatal Menurut Elizabeth B.
Hurlock (1997)
1.
Periode zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu
kedua)
2.
Periode Embrio (akhir minggu kedua sampai akhir bulan
kedua)
3.
Periode Janin (akhir bulan kedua sampai lahir)
Perkembangan
Masa Bayi (Infancy)
Diane E. Papalia, Dkk mengungkapkan perkembangan pada
fase bayi diantaranya:
Perkembangan fisik, meliputi
1. Berkembangnya semua sensor dan sistem tubuh berfungsi
saat lahir dengan tingkatan yang beragam.
2. Otak tumbuh dalam hal kompleksitas dan sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan.
3.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan
motorik sangat tinggi.
Perkembangan kognitif meliputi,
1.
Kemampuan untuk belajar dan mengingat telah ada,
2.
Penggunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan
masalah dikembangkan pada akhir tahun kedua,
3.
Pemahaman dan penggunaan bahasa berkembang dengan
cepat.
Perkembangan psikososial meliputi,
1.
Ketertarikan kepada orang tua dan orang lain
terbentuk,
2.
Kesadaran diri mulai terbentuk,
3.
Peralihan dari ketergantungan anatomi terjadi,
Perkembangan
Masa Kanak-Kanak Awal (early childhood)
Usia masa kanak-kanak awal (early childhood) adalah
usia di mana anak mulai mengadakan interaksi secara sadar dengan orang lain.
Masa ini biasa disebut sebagai masa prasekolah.
Perkembangan Kognitif :
Jean Piaget membagi perkembangan
kognitif menjadi 4 stadium utama dan beberapa sub-stadium.
Perkembangan kognitif pada anak
usia prasekolah berada pada stadium pra-operasional dan akan terus berlanjut
sampai usia 7 tahun. Pada stadium pra-operasional ini, anak tidak lagi bereaksi
secara impulsif terhadap stimulus-stimulus melainkan dilatari dengan proses
internal.
Pada stadium ini anak juga mampu
berpura-pura, meniru, dan mengantisipasi.
Ciri khas dari stadium ini adalah
masih adanya sifat egosentris, di mana anak belum mampu untuk mengambil
perspektif orang lain. Ia juga masih berpikir memusat, belum bisa melihat
secara multidimensi. Selain itu, anak pada tahapan ini juga berpikir searah,
tidak dapat dibalik.
Perkembangan Psikososial :
Erikson (1985) membagi tahapan
perkembangan ke dalam 13 fase berdasarkan krisis diri yang dialami di setiap
tahapan perkembangan. Menurut teori tersebut, anak usia pra sekolah berada di
dalam tahapan inisiatif vs rasa bersalah.
Masa
Kanak-Kanak Akhir
Usia 6 sampai 13 tahun
Tiga ciri utama pada masa akhir (late childhood)
adalah sebagai berikut:
1.
Dorongan anak untuk keluar dari rumah dan masuk ke
dalam kelompok sebaya (peer group)
2.
Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk ke dalam
permainan dan perkerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot
3.
Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep,
logika, simbol, dan komunikasi secara dewasa.
Ada Sembilan tugas-tugas perkembangan pada masa ini,
yaitu :
1)
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan . Secara psikologis anak sebaya akan mengajarkanya.
2)
Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai suatu organisme yang sedang berkembang
3)
Belajar bergaul dengan teman sebaya
4)
Belajar berperan sebagai pria dan wanita secara tepat
5)
Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca,
menulis, dan berhitung dengan baik
6)
Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari
7)
Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai
8)
mencapai kemerdekaan pribadi
9)
Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga sosial
Keterampilan menolong diri sendiri
(self-help skill), yaitu keterampilan untuk aktifitas diri sendiri, seperti
mandi, makan, dan berpakaian.
Keterampilan membantu yang bersifat
social (sosial) social-help skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk membantu
orang lain dalam kehidupan di masyarakat
Keterampilan sekolah (school
skill), yaitu berbagai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi tugas-tugas
di sekolah, seperti membaca, menulis
Keterampilan bermain (play skill),
yaitu berbagai keterampilan yang diperlukan untuk bermain sendiri ataupun
bersama orang lain, seperti saling membantu, disiplin.
Perkembangan
Masa Remaja
Menurut Hurlock (1981) remaja
adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi
batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock,
2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.
Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam
gerakan.
2.
Ketidakstabilan emosi.
3.
Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan
petunjuk hidup.
4.
Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5.
Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal
penyebab pertentangan dengan orang tua.
6.
Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja
tidak sanggup memenuhi semuanya.
7.
Senang bereksperimentasi.
8.
Senang bereksplorasi.
9.
Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10.
Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan
kegiatan berkelompok.
Menurut Zulkifli, (2006) remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode
Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra
Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
-
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
-
Anak mulai bersikap kritis
b. Masa
Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
-
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
-
Memperhatikan penampilan
-
Sikapnya tidak menentu/plin-plan
-
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir
Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
-
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
-
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih
awal dari remaja pria
2. Periode
Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan
masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
-
perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
-
mulai menyadari akan realitas
-
sikapnya mulai jelas tentang hidup
-
mulai nampak bakat dan minatnya
Masa Dewasa dan Tua
Perubahan fisik yang menyebabkan
seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua (Monks, Knoers,
Haditono, 1982).
Kedewasaan seseorang memang tidak
bisa diukur dengan usia, namun secara umum masa dewasa dimulai saat berakhirnya
masa remaja akhir.
Thomae
(1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu struktur perubahan
yang mengandung berbagai macam dimensi, yaitu:
-
Proses biokemis dan fisiologis dalam konteks
psikofisiologis.
-
Proses fisiologis atau timbulnya penyakit.
-
Perubahan fungsional-biologis.
-
Perubahan beberapa aspek kepribadian.
-
Penstrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang
berhubungan dengan bertambahnya usia.
-
Perubahan sikap terhadap proses menjadi tua.
Namun
secara umum, Levinson, dkk (1980) membedakan fase dewasa dalam beberapa tahap:
Masa dewasa
awal yang terbagi dalam 3 periode:
-
Periode pertama: pengenalan dengan dunia orang dewasa,
berusaha membentuk struktur kehidupan (22 – 28 tahun).
-
Periode kedua: pilihan struktur kehidupan lebih tetap
dan stabil (28 – 33 tahun).
-
Periode ketiga: fase kemantapan, menemukan tempatnya
di masyarakat (33 – 40 tahun).
Usia 40 tahun ini merupaka
puncak masa dewasa.
Masa
peralihan menuju dewasa madya/tengah baya (40– 45 tahun)
Dalam
masa ini seseorang menghadapi 3 macam tugas:
-
Penilaian kembali masa lalu
-
Merubah struktur kehidupan
-
Proses individuasi.
Masa dewasa
madya (45 – 50 tahun)
Proses individuasi berlangsung sampai masa ini.
Masa dewasa
tengah (50 – 55 tahun)
Seringkali merupakan krisis bila seseorang tidak
sepenuhnya berhasil dalam penstrukturan kembali hidupnya pada masa peralihan.
Masa puncak
(55 – 60 tahun)
Masa dewasa
akhir (>60 tahun)
KONSEP DASAR PSIKOLOGI KESEHATAN
MODEL PERILAKU DALAM PSIKOLOGI KESEHATAN
KONSEP BELAJAR
No comments:
Post a Comment