Sunday, October 6, 2019

KONSEP PERKEMBANGAN MANUSIA



Pengertian Perkembangan
          Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969).
Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni.
Perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul (Monks, Knoers, Haditono, 1982).
          Di sisi lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh, yang mencakup tiga aspek, yaitu:
1.    Perkembangan fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
2.    Perkembangan kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
3.    Perkembangan kepribadian dan sosial, seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender, hubungan interpersonal. (Atkinson, Atkinson, Smith, Bem, Hoeksema, 1996.)

Perkembangan Masa Prenatal
Perkembangan masa prenatal (pra kelahiran) dimulai pada masa pembuahan hingga kelahiran, sekitar sembilan bulan.
Selama fase ini, sebuah sel tunggal tumbuh menjadi organisme, lengkap dengan sebuah otak dan kemampuan berprilaku. (John W. Santrock, 2007)
Perkembangan Masa Prenatal Menurut Elizabeth B. Hurlock (1997)
1.         Periode zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua)
2.         Periode Embrio (akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua)
3.         Periode Janin (akhir bulan kedua sampai lahir)

Perkembangan Masa Bayi (Infancy)
Diane E. Papalia, Dkk mengungkapkan perkembangan pada fase bayi diantaranya:
Perkembangan fisik, meliputi
1.             Berkembangnya semua sensor dan sistem tubuh berfungsi saat lahir dengan tingkatan yang beragam.
2.        Otak tumbuh dalam hal kompleksitas dan sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan.
3.                Pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan motorik sangat tinggi.
Perkembangan kognitif meliputi,
1.                Kemampuan untuk belajar dan mengingat telah ada,
2.                Penggunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah dikembangkan pada akhir tahun kedua,
3.                Pemahaman dan penggunaan bahasa berkembang dengan cepat.
Perkembangan psikososial meliputi,
1.                Ketertarikan kepada orang tua dan orang lain terbentuk,
2.                Kesadaran diri mulai terbentuk,
3.                Peralihan dari ketergantungan anatomi terjadi,

Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal (early childhood)
Usia masa kanak-kanak awal (early childhood) adalah usia di mana anak mulai mengadakan interaksi secara sadar dengan orang lain. Masa ini biasa disebut sebagai masa prasekolah.
Perkembangan Kognitif :
Jean Piaget membagi  perkembangan  kognitif menjadi 4 stadium utama dan beberapa sub-stadium. 
Perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah berada pada stadium pra-operasional dan akan terus berlanjut sampai usia 7 tahun. Pada stadium pra-operasional ini, anak tidak lagi bereaksi secara impulsif terhadap stimulus-stimulus melainkan dilatari dengan proses internal.
Pada stadium ini anak juga mampu berpura-pura, meniru, dan mengantisipasi.
Ciri khas dari stadium ini adalah masih adanya sifat egosentris, di mana anak belum mampu untuk mengambil perspektif orang lain. Ia juga masih berpikir memusat, belum bisa melihat secara multidimensi. Selain itu, anak pada tahapan ini juga berpikir searah, tidak dapat dibalik.
Perkembangan Psikososial :
Erikson (1985) membagi tahapan perkembangan ke dalam 13 fase berdasarkan krisis diri yang dialami di setiap tahapan perkembangan. Menurut teori tersebut, anak usia pra sekolah berada di dalam tahapan inisiatif vs rasa bersalah.

Masa Kanak-Kanak Akhir
Usia 6 sampai 13 tahun
Tiga ciri utama pada masa akhir (late childhood) adalah sebagai berikut:
1.                Dorongan anak untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya (peer group)
2.                Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk ke dalam permainan dan perkerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot
3.                Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol, dan komunikasi secara dewasa.
Ada Sembilan tugas-tugas perkembangan pada masa ini, yaitu :
1)                Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan . Secara psikologis anak sebaya akan mengajarkanya.
2)                Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme yang sedang berkembang
3)                Belajar bergaul dengan teman sebaya
4)                Belajar berperan sebagai pria dan wanita secara tepat
5)                Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung dengan baik
6)                Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
7)                Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai
8)                mencapai kemerdekaan pribadi
9)                Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial
 beberapa keterampian yang sudah dimiliki dan berkembang pada usia ini diantaranya :
Keterampilan menolong diri sendiri (self-help skill), yaitu keterampilan untuk aktifitas diri sendiri, seperti mandi, makan, dan berpakaian.
Keterampilan membantu yang bersifat social (sosial) social-help skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk membantu orang lain dalam kehidupan di masyarakat
Keterampilan sekolah (school skill), yaitu berbagai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi tugas-tugas di sekolah, seperti membaca, menulis
Keterampilan bermain (play skill), yaitu berbagai keterampilan yang diperlukan untuk bermain sendiri ataupun bersama orang lain, seperti saling membantu, disiplin.

Perkembangan Masa Remaja
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.                Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2.                Ketidakstabilan emosi.
3.                Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4.                Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5.                Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan dengan orang tua.
6.                Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7.                Senang bereksperimentasi.
8.                Senang bereksplorasi.
9.                Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10.           Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Menurut Zulkifli, (2006)  remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1.    Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a.      Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
-         Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
-         Anak mulai bersikap kritis
b.      Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
-         Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
-         Memperhatikan penampilan
-         Sikapnya tidak menentu/plin-plan
-         Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c.       Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
-         Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
-         Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2.    Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
-         perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
-         mulai menyadari akan realitas
-         sikapnya mulai jelas tentang hidup
-         mulai nampak bakat dan minatnya
Masa Dewasa dan Tua
Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua (Monks, Knoers, Haditono, 1982).
Kedewasaan seseorang memang tidak bisa diukur dengan usia, namun secara umum masa dewasa dimulai saat berakhirnya masa remaja akhir.
          Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu struktur perubahan yang mengandung berbagai macam dimensi, yaitu:
-         Proses biokemis dan fisiologis dalam konteks psikofisiologis.
-         Proses fisiologis atau timbulnya penyakit.
-         Perubahan fungsional-biologis.
-         Perubahan beberapa aspek kepribadian.
-         Penstrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang berhubungan dengan bertambahnya usia.
-         Perubahan sikap terhadap proses menjadi tua.
          Namun secara umum, Levinson, dkk (1980) membedakan fase dewasa dalam beberapa tahap:
Masa dewasa awal yang terbagi dalam 3 periode:
-         Periode pertama: pengenalan dengan dunia orang dewasa, berusaha membentuk struktur kehidupan (22 – 28 tahun).
-         Periode kedua: pilihan struktur kehidupan lebih tetap dan stabil (28 – 33 tahun).
-         Periode ketiga: fase kemantapan, menemukan tempatnya di masyarakat (33 – 40 tahun).
Usia 40 tahun ini merupaka puncak masa dewasa.
Masa peralihan menuju dewasa madya/tengah baya (40– 45 tahun)
          Dalam masa ini seseorang menghadapi 3 macam tugas:
-         Penilaian kembali masa lalu
-         Merubah struktur kehidupan
-         Proses individuasi.
Masa dewasa madya (45 – 50 tahun)
Proses individuasi berlangsung sampai masa ini.
Masa dewasa tengah (50 – 55 tahun)
Seringkali merupakan krisis bila seseorang tidak sepenuhnya berhasil dalam penstrukturan kembali hidupnya pada masa peralihan.
Masa puncak (55 – 60 tahun)
Masa dewasa akhir (>60 tahun)

Materi lain,,

KONSEP DASAR PSIKOLOGI KESEHATAN

MODEL PERILAKU DALAM PSIKOLOGI KESEHATAN

KONSEP BELAJAR


No comments:

Post a Comment