Wednesday, November 6, 2019

COPING STRES


Setiap manusia pasti mempunyai masalah, dari yang terkecil sampai yang terbesar. Semuanya tergantung akan individu yang menjalani.
Ada berbagai metode dalam menyelesaikan, menghadapi, menghindari, ataupun meminimalisir suatu masalah, akan tetapi tidak jarang kita menemui seseorang yang takut menghadapi suatu permasalahan dan tidak mencari jalan keluar yang bijak. Jika seorang individu salah atau kurang tepat dalam mengatasi suatu permasalahan, maka hasilnya pun akan kurang memuaskan, bahkan dapat menimbulkan gangguan dalam pikiran dan kejiwaannya.

Pengertian Coping Stres

Coping merupakan suatu proses yang dilakukan setiap waktu dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja, sekolah maupun masyarakat. Coping digunakan seseorang untuk mengatasi stress dan hambatan–hambatan yang dialami. Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2002 ; 112), Coping Behavior diartikan sebagai sembarang perbuatan, dalam mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu (tugas atau masalah).

Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) mengartikan coping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut. Sedangkan (dalam Smet 1994 ; 143) Lazarus dan Folkman mendefinisikan coping sebagai sesuatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan, baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi stress.

Dilain pihak Rasmun mengatakan bahwa coping adalah dimana seseorang yang mengalami stres atau ketegangan psikologik dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang memerlukan kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi stres yang dihadapinya. Dengan kata lain, coping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressful. Coping tersebut adalah merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. (Rasmun, 2004 ; 29)

Coping adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang untuk mengurangi atau menurunkan stres yang terjadi karena tekanan emosional dan fisik. Coping adalah suatu proses dimana orang-orang berusaha mengelola ketidaksesuaian antara tuntutan dan sumber2 yang mereka miliki untuk menghadapi tekanan situasi. Mengelola ini berarti usaha-usaha yang dilakukan dapat beragam dan tidak harus terarah pada solusi atas masalah yang dihadapi. Meskipun usaha-usaha coping berarti mengatasi masalah, namun coping juga dapat berarti membantu orang tarsebut mengubah persepsinya ttg ketidaksesuaian yang ada, toleransi atau menerima ancaman atau lari atau menghindar dari situasi bermasalah tsb.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa coping adalah segala usaha individu untuk mengatur tuntutan lingkungan dan segala konflik yang muncul, mengurangi ketidaksesuaian/kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi baik yang berasal dari individu maupun lingkungan dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi stress.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas coping stress merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan individu untuk mengatasi dan meminimalisasikan situasi yang penuh akan tekanan (stress) baik secara kognitif maupun dengan perilaku.

Coping stres juga dapat diartikan sebagai transaksi antara kognitif dan perilaku dengan lingkungan.





  
Fungsi Coping
          Secara umum ada 2 fungsi utama coping yaitu dapat mengubah masalah penyebab stres atau dapt mengatur respon emosional thd masalah.

Fungsi Coping menurut Folkman dan Lazarus (Rahmatus Sa‟adah, 2008 ; 65-66), 
1). Coping yang berpusat pada emosi (emotion-focused coping) berfungsi untuk meregulasi responemosional terhadap masalah. Coping ini sebagian besar terdiri dari proses-proses kognitif yang ditujukan pada pengukuran tekanan emosional dan strategi yang termasuk di dalamnya adalah :
a.     Penghindaran, peminiman atau pembuatan jarak
b.    Perhatian yang selektif
c.      Memberikan penilaian yang positif pada kejadian yang negatif
2). coping yang berpusat pada masalah (problem-focused coping)berfungsi untuk mengatur dan merubah masalah penyebab stres. Strategi yang termasuk di dalamnya adalah :
a.     Mengidentifikasikan masalah
b.    Mengumpulkan alternatif pemecahan masalah
c.      Mempertimbangkan nilai dan keuntungan alternatif tersebut
d.    Memilih alternatif terbaik
e.     Mengambil tindakan


Emosi – Fokus coping / Perilaku coping yang berorientasi pada emosi  Tujuannya adalah mengatur respon emosional terhadap situasi yang menekan. Orang-orang dapat mengatur respon-respon emosional mereka dengan pendekatan perilaku dan kognitif
                

           Untuk mengendalikan emosi, bisa dilakukan dengan banyak cara, diantaranya dengan model penyesuaian, pengalihan dan coping. Strategi coping itu sendiri dapat diartikan sebuah cara atau prilaku individu untuk menyelesaikan  suatu permasalahan.


BENTUK-BENTUK STRATEGI COPING YAITU :

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) secara umum membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu sebagai berikut:
1.    Perilaku coping yang beorientasi pada masalah (problem focused coping-pfc) yaitu strategi kognitif dalam penanganan stress/ strategi kognitif yang digunakan individu dalam rangka menangani masalahnya.
Perilaku ini merupakan strategi untuk penanganan stress atau coping yang berpusat pada sumber masalah, individu berusaha langsung menghadapi sumber masalah, mencari sumber masalah, mengubah lingkungan yang menyebabkan stress dan berusaha menyelesaikannya sehingga pada akhirnya stress berkurang atau hilang. Untuk mengurangi stressor individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi karena individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress. Strategi ini akan cenderung digunakan seseorang jika dia merasa dalam menghadapi masalah dia mampu mengontrol permasalahan itu.
2.    Perilaku coping yang berorientasi pada emosi (emotion focused coping-efc) yaitu strategi penanganan stress dimana individu  memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional. Strategi penanganan stress ini dimana individu memberi respon terhadap situasi stress dengan cara emosional. Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini melalui perilaku individu bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang menekan individu akan cenderung untuk mengatur emosinya dalam rangka penyesuaian diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini jika dia merasa tidak bisa mengontrol masalah yang ada

Emosional Fokus Coping
Menurut Freud,  Emosional Fokus Coping dilakukan dengan mekanisme pertahanan diri. Strategi ini tidak mengubah situasi stres, namun hanya mengubah cara memikirkan situasi tersebut dengan cara:
      Denial /menyangkal=àOrang mengingkari tekanan yang dihadapinya 
      Avoidance /Penghindaran= àMenolak utk percaya bahwa mereka benar2 tertekan

Orang-orang cenderung menggunakan pendekatan emotion focused ketika mereka percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengubah kondisi yang menekan.
Beberapa metode coping yang paling penting :
         Melibatkan emosi positif, tujuannya Untuk keseimbangan atau melunakkan perasaan2 dari tekanan yang dialami.
         Menemukan manfaat atau makna. Menemukan makna atau keuntungan dr pengalaman stresnya biasanya berdasarkan nilai2, keyakinan2, dan tujuan utk mendapatkan sesuatu yang positif.
         Terlibat dalam pendekatan emosional. Orang-orang menghadapi stres dengan memproses secara aktif dan mengekspresikan perasaan-perasaan mereka.
         Menampung stressor, artinya berusaha beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan stresor yang dihadapi.


Penggunaan dan pengembangan metode coping
Tidak ada metode coping tunggal yang cocok atau efektif untuk semua situasi yang menekan.
Ada 4 isu tentang pola-pola orang-orang dalam menggunakan metode coping, yaitu :
1.    Orang-orang cenderung secara konsisten menggunakan metode coping yang sama untuk satu tipe stresor;
2.    Orang-orang jarang menggunakan hanya satu metode untuk menghadapi suatu stresor, biasanya kombinasi strategi problem dan emotion-focused;
3.    Metode yang digunakan untuk menghadapi stresor yang sifatnya jangka pendek mungkin berbeda jika menghadapi stresor yang sifatnya jangka panjang;
4.    Meskipun metode coping yang digunakan berkembang dri transaksi orang-orang dengan hidupnya sendiri, namun faktor genetis juga mempengaruhi metode coping seseorang.

MENGURANGI POTENSI STRES
Usaha-usaha yang dilakukan utk mencegah atau minimalisir stres disebut proactive coping, dan ini biasanya menggunakan metode problem-focused. Beberapa diantaranya adalah :
1.    Meningkatkan dukungan sosial. Hal ini dilakukan dnegan cara bergabung dengan organisasi2 komunitas seperti kelompok sosial, agama, hobi.
2.    Meningkatkan kontrol diri, yaitu meningkatkan kepercayaan diri, menurunkan kepasifan dan ketidakberdayaan.
3.    Mengatur dunianya sendiri menjadi lebih baik contonya mengatur barang2 pribadi, mengagendakan kegiatan2 di kalender, dan juga time management.
4.    Dengan Berolahraga, sbg jembatan antara stres dan sehat.
5.     Mempersiapkan diri untuk kejadian-kejadian yang menekan.