Setiap manusia pasti mempunyai masalah, dari yang terkecil sampai
yang terbesar. Semuanya tergantung akan individu yang menjalani.
Ada berbagai metode dalam menyelesaikan, menghadapi, menghindari,
ataupun meminimalisir suatu masalah, akan tetapi tidak jarang kita menemui
seseorang yang takut menghadapi suatu permasalahan dan tidak mencari jalan
keluar yang bijak. Jika seorang individu salah atau kurang tepat dalam mengatasi
suatu permasalahan, maka hasilnya pun akan kurang memuaskan, bahkan dapat
menimbulkan gangguan dalam pikiran dan kejiwaannya.
Pengertian
Coping Stres
Coping
merupakan suatu proses yang dilakukan setiap waktu dalam lingkungan keluarga,
lingkungan kerja, sekolah maupun masyarakat. Coping digunakan seseorang untuk
mengatasi stress dan hambatan–hambatan yang dialami. Dalam kamus psikologi
(Chaplin, 2002 ; 112), Coping Behavior diartikan sebagai sembarang perbuatan,
dalam mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan
tujuan menyelesaikan sesuatu (tugas atau masalah).
Lazarus dan
Folkman (dalam Sarafino ; 1997) mengartikan coping adalah suatu proses dimana
individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi
yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut.
Sedangkan (dalam Smet 1994 ; 143) Lazarus dan Folkman mendefinisikan coping
sebagai sesuatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada
antara tuntutan-tuntutan, baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun
yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan
dalam menghadapi stress.
Dilain pihak
Rasmun mengatakan bahwa coping adalah dimana seseorang yang mengalami stres
atau ketegangan psikologik dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang
memerlukan kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat
mengurangi stres yang dihadapinya. Dengan kata lain, coping adalah proses yang
dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressful. Coping tersebut
adalah merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik
fisik maupun psikologik. (Rasmun, 2004 ; 29)
Coping
adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang untuk mengurangi atau
menurunkan stres yang terjadi karena tekanan emosional dan fisik. Coping adalah
suatu proses dimana orang-orang berusaha mengelola ketidaksesuaian antara
tuntutan dan sumber2 yang mereka miliki untuk menghadapi tekanan situasi. Mengelola
ini berarti usaha-usaha yang dilakukan dapat beragam dan tidak harus terarah
pada solusi atas masalah yang dihadapi. Meskipun usaha-usaha coping berarti
mengatasi masalah, namun coping juga dapat berarti membantu orang tarsebut
mengubah persepsinya ttg ketidaksesuaian yang ada, toleransi atau menerima
ancaman atau lari atau menghindar dari situasi bermasalah tsb.
Jadi dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa coping adalah segala usaha individu
untuk mengatur tuntutan lingkungan dan segala konflik yang muncul, mengurangi
ketidaksesuaian/kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi baik yang berasal
dari individu maupun lingkungan dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi stress.
Berdasarkan
beberapa pengertian diatas coping stress merupakan suatu bentuk upaya yang
dilakukan individu untuk mengatasi dan meminimalisasikan situasi yang penuh
akan tekanan (stress) baik secara kognitif maupun dengan perilaku.
Coping stres
juga dapat diartikan sebagai transaksi antara kognitif dan perilaku dengan
lingkungan.
Fungsi Coping
Secara umum ada 2 fungsi utama
coping yaitu dapat mengubah masalah penyebab stres atau dapt mengatur respon
emosional thd masalah.
Fungsi Coping menurut Folkman dan Lazarus (Rahmatus Sa‟adah, 2008 ; 65-66),
1). Coping yang
berpusat pada emosi (emotion-focused coping) berfungsi untuk meregulasi
responemosional terhadap masalah. Coping ini sebagian besar terdiri dari
proses-proses kognitif yang ditujukan pada pengukuran tekanan emosional dan
strategi yang termasuk di dalamnya adalah :
a.
Penghindaran, peminiman atau pembuatan jarak
b.
Perhatian yang selektif
c.
Memberikan penilaian yang positif pada kejadian yang negatif
2). coping yang berpusat pada masalah (problem-focused
coping)berfungsi untuk mengatur dan merubah masalah penyebab stres. Strategi
yang termasuk di dalamnya adalah :
a.
Mengidentifikasikan masalah
b.
Mengumpulkan alternatif pemecahan masalah
c.
Mempertimbangkan nilai dan keuntungan alternatif tersebut
d.
Memilih alternatif terbaik
e.
Mengambil tindakan
Emosi – Fokus coping / Perilaku coping yang berorientasi pada
emosi Tujuannya adalah mengatur respon
emosional terhadap situasi yang menekan. Orang-orang dapat mengatur respon-respon
emosional mereka dengan pendekatan perilaku dan kognitif
BENTUK-BENTUK STRATEGI COPING YAITU :
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) secara umum
membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu sebagai
berikut:
1. Perilaku
coping yang beorientasi pada masalah (problem focused coping-pfc) yaitu
strategi kognitif dalam penanganan stress/ strategi kognitif yang digunakan
individu dalam rangka menangani masalahnya.
Perilaku ini
merupakan strategi untuk penanganan stress atau coping yang berpusat pada
sumber masalah, individu berusaha langsung menghadapi sumber masalah, mencari sumber
masalah, mengubah lingkungan yang menyebabkan stress dan berusaha menyelesaikannya
sehingga pada akhirnya stress berkurang atau hilang. Untuk mengurangi stressor
individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau
keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi
ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi karena individu secara aktif
mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang
menimbulkan stress. Strategi ini akan cenderung digunakan seseorang jika dia
merasa dalam menghadapi masalah dia mampu mengontrol permasalahan itu.
2. Perilaku
coping yang berorientasi pada emosi (emotion focused coping-efc) yaitu strategi
penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi
stress dengan cara emosional. Strategi penanganan stress ini dimana individu
memberi respon terhadap situasi stress dengan cara emosional. Digunakan untuk
mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini melalui perilaku
individu bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Bila individu
tidak mampu mengubah kondisi yang menekan individu akan cenderung untuk
mengatur emosinya dalam rangka penyesuaian diri dengan dampak yang akan
ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Individu akan
cenderung menggunakan strategi ini jika dia merasa tidak bisa mengontrol
masalah yang ada
Emosional Fokus Coping
Menurut Freud, Emosional
Fokus Coping dilakukan dengan mekanisme pertahanan diri. Strategi
ini tidak mengubah situasi stres, namun hanya mengubah cara memikirkan situasi
tersebut dengan cara:
• Denial
/menyangkal=àOrang mengingkari tekanan yang
dihadapinya
• Avoidance
/Penghindaran= àMenolak utk percaya bahwa mereka benar2
tertekan
Orang-orang cenderung menggunakan pendekatan emotion focused ketika
mereka percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengubah
kondisi yang menekan.
Beberapa metode coping yang paling penting :
•
Melibatkan emosi positif, tujuannya Untuk keseimbangan atau
melunakkan perasaan2 dari tekanan yang dialami.
•
Menemukan manfaat atau makna. Menemukan makna atau keuntungan dr
pengalaman stresnya biasanya berdasarkan nilai2, keyakinan2, dan tujuan utk
mendapatkan sesuatu yang positif.
•
Terlibat dalam pendekatan emosional. Orang-orang menghadapi stres
dengan memproses secara aktif dan mengekspresikan perasaan-perasaan mereka.
•
Menampung stressor, artinya berusaha beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan stresor yang dihadapi.
Penggunaan
dan pengembangan metode coping
Tidak ada metode coping tunggal yang cocok atau efektif untuk
semua situasi yang menekan.
Ada 4 isu tentang pola-pola orang-orang dalam menggunakan metode
coping, yaitu :
1. Orang-orang
cenderung secara konsisten menggunakan metode coping yang sama untuk satu tipe
stresor;
2. Orang-orang jarang
menggunakan hanya satu metode untuk menghadapi suatu stresor, biasanya
kombinasi strategi problem dan emotion-focused;
3. Metode yang
digunakan untuk menghadapi stresor yang sifatnya jangka pendek mungkin berbeda
jika menghadapi stresor yang sifatnya jangka panjang;
4. Meskipun
metode coping yang digunakan berkembang dri transaksi orang-orang dengan
hidupnya sendiri, namun faktor genetis juga mempengaruhi metode coping
seseorang.
MENGURANGI POTENSI STRES
Usaha-usaha yang dilakukan utk mencegah atau minimalisir stres disebut proactive
coping, dan ini biasanya menggunakan metode problem-focused. Beberapa
diantaranya adalah :
1. Meningkatkan
dukungan sosial. Hal ini dilakukan dnegan cara bergabung dengan organisasi2
komunitas seperti kelompok sosial, agama, hobi.
2. Meningkatkan
kontrol diri, yaitu meningkatkan kepercayaan diri, menurunkan kepasifan dan
ketidakberdayaan.
3. Mengatur
dunianya sendiri menjadi lebih baik contonya mengatur barang2 pribadi,
mengagendakan kegiatan2 di kalender, dan juga time management.
4. Dengan Berolahraga,
sbg jembatan antara stres dan sehat.
5. Mempersiapkan diri untuk kejadian-kejadian yang menekan.