Sunday, December 1, 2019

UJI KAI KUADRAT / CHI - SQUARE TEST


Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan "χ2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai") digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara status gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau tidak).

Tujuan Uji kai Kuadrat adalah untuk menguji perbedaan Proporsi / persentase antara dua atau beberapa kelompok data.
Dilihat dari segi datanya uji kai kuadrat dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel katagorik dengan variabel katagorik.
Suatu variabel disebut katagorik bila isi variabel tersebut terbentuk dari hasil klasifikasi / penggolongan, misalnya variabel sex, jenis pekerjaan, golongan darah, pendidikan dll.
Di lain pihak variabel numerik (misalnya berat badan, umur dll) dapat masuk/dapat menjadi variabel katagorik bila variabel tersebut sudah mengalami pengelompokan.
Contoh variabel berat badan”, bila nilainya masih riil ( mis: 45kg, 50kg, 63kg dst) maka masih termasuk variabel numerik, namun bila sudah dilakukan pengelompokan menjadi (<50 kg (kurus), 50-60 kg (sedang) dan > 60 (gemuk) maka variabel tersebut sudah berjenis katagorik.
Contoh pertanyaan penelitian untuk kasus yang dapat dipecahkan oleh uji kai kuadrat misalnya:
1.     Apakah ada perbedaan kejadian hipertensi antara wanita dan pria? Kasus ini berarti à menguji hubungan variabel hipertensi (katagori dengan klasifikasi “ya” dan “tidak”) dengan variabel jenis kelamin (katagori dengan klasifikasi “wanita” dan “pria”)
2.     Apakah ada perbedaan kejadian anemia antara ibu yang kondisi soseknya tinggi, sedang dan rendah? Pada kasus ini akan menguji hubungan variabel anemia katagori dengan klasifikasi “ya” dan “tidak”) dengan variabel Sosek (katagori dengan klasifikasi “rendah”, “sedang” dan “tinggi”).

Prinsip Dasar Uji Kai Kuadrat
      Proses pengujian kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi).
      Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan).
      Sebaliknya, bila nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (signifikan).
      Pembuktian dengan uji kai kuadrat dengan menggunakan formula:


DF= (K-1) (N-1)


 Keterangan
O : Nilai Observasi
E : Nilai Ekspektasi (Harapan)
k : Jumlah Kolom
b : Jumlah Baris

 Untuk mempermudah analisis kai kuadrat, nilai data  variabel disajikan dalam bentuk tabel silang: 2x2, 3x2 atau 3x4  dst.

Keterbatasan Kai Kuadrat
1.     Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 1.
2.     Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5, lebih dari 20% dari jumlah sel.
3.     Jika keterbatasan tersebut terjadi pada saat uji kai kuadrat, peneliti harus menggabungkan katagori-katagori yang berdekatan dalam rangka memperbesar frekuensi harapan dari sel-sel tersebut (penggabungan ini dapat dilakukan untuk analisis tabel silang lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 4 dsb). Penggabungan ini tentunya diharapkan tidak sampai membuat datanya kehilangan makna.
4.     Andai saja keterbatasan tersebut terjadi pada tabel 2 x 2 (ini berarti tidak bisa menggabung katagori-katagorinya lagi), maka dianjurkan menggunakan uji Fisher’s Exact

Untuk mengetahui besar/kekuatan hubungan dilihat dari besarnya nilai OR (Odd Ratio). Untuk mencari OR dengan formula, OR= a.d/b.c àkhusus untuk tabel 2x2.

Kasus
                            Efek
Efek +
Efek -
Terpapar
Sel a
Sel b
Tdk Terpapar
Sel c
Sel d

Untuk mencari nilai OR pada tabel lebih dari 2x3 harus dilakukan dengan membuat “Dummy variable”
Dalam melakukan uji variabel, sebelumnya kita harus membuat Hipotesis kemudian di buktikan (pengujian Hipotesis)
Hasil uji hipotesis akan ada 2 kemungkinan
1.     Menolak hipotesis
2.     Menerima hipotesis (dalam arti,Gagal menolak hipotesis)
Dalam pengujian hipotesis dijumpai dua jenis hipotesis yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
      Hipotesis Nol (Ho).
Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya
    Hipotesis Alternatif (Ha).
Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya
  
Keputusan Uji Statistik
a)    Bila nilai p ≤ α, maka keputusannya adalah Ho ditolak
b)    Bila nilai p > α, maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak
Ket :
      Nilai α = 0,05 (standar)
      Nilai pà merupakan nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah menolak H0 dari data penelitian.

PROSDUR UJI KAI KUADRAD DI SPSS
Sebelum anda melakukan uji kaikuadrat, anda harus mempunyai data yang harus anda uji. Sebagai latihan, silakan anda download disini
Misalnya kita ingin menguji, apakah terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan jenis pemberian Asi Secara Eksklusif ?
Dari pertanyaan penelitian ini maka Hipotesis yang dapat kita buat adalah:
H0:  Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan jenis pemberian Asi Secara Eksklusif
Ha: ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan jenis  pemberian Asi Secara Eksklusif
Langkah Uji,
1.     Pastikan anda berada pada data editor.
2.     Dari menu SPSS, klik “Analyze”, kemudian pilih “Descriptive statistic”, lalu pilih “Crosstab”, sesaat akan muncul menu Crosstabs
3.     Dari menu crosstab, ada dua kotak yang harus diisi, pada kotak “Row(s)’ diisi variabel independen (variabel bebas), dalam contoh ini variabel pekerjaan masuk ke kotak “Row(s)”.
4.     pada kotak “Column(s)” diisi variabel dependennya, Mis : variabel “Jenis Pemberian ASI” masukan ke kotak “Column(s)”.



5.     Klik option “Statistics..”, klik pilihan “Chi Square” dan klik pilihan “Risk”


6.     Klik “Continue”
7.     Klik option “Cells”, bawa bagian “Percentages” dan klik “Row”


8.     Klik “Continue”
9.     Klik “OK”
Seketika akan muncul Output hasil Uji
Dari Output terlihat ada 4 tabel yang ditampilkan yaitu
1.     Case Processing Summary

                             
Tabel ini menunjukan apakah data yang kita input ada yang missing atau tidak, jika ada data yang missing maka perlu dilakukan croscek lagi untuk diperbaiki.                                                  
2.     Tabel silang variabel /Crosstabulation


Pada tabel ini menunjukan ada sebanyak 18 (72,0%) ibu yang tidak bekerja dan menyusui bayi secara eksklusif. Sedangkan diantara ibu yang bekerja, ada 8 (32,0%) yang menyusui secara eksklusif.
3.     Tabel ke 3 adalah Chi-Square Tests

Tabel ini menunjukan nilai uji chi-squere (p value)

Untuk menentukan nilai P = Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah sbb:
1.     Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “Fisher’s Exact Test”
2.     Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya “Continuity Correction (a)
3.     Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dsb, maka digunakan uji “Pearson Chi Square
4.     Uji “Likelihood Ratio” dan “Linear-by-Linear Assciation”, biasanya digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel katagorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan.
            Untuk mengetahui adanya nilai E kurang dari 5, dapat dilihat pada footnote dibawah kotak Chi-Square Test, dan tertulis diatas nilainya 0 cell (0 %) berarti pada tabel silang diatas tidak ditemukan ada nilai E < 5. Dengan demikian kita menggunakan uji Chi Square yang sudah dilakukan koreksi (Continuity Correction) dengan p value dapat dilihat pada kolom Asymp. Sig” dan terlihat p valuenya = 0,011.

Berarti kesimpulannya ada perbedaan perilaku menyusui eksklusif antara ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status pekerjaan dengan perilaku menyusui eksklusif.
Tabel ke 4 adalah Risk Estimate


Nilai pada Tabel ini  ada dua yaitu nilai OR dan RR. Kedua nilai ini menunjukan kekuatan hubungan.
Pada hasil di atas nilai OR terdapat pada baris Odds ratio yaitu 5,464 (95% CI: 1,627 – 18,357). Sedangkan nilai RR terlihat dari baris For Cohort yaitu besarnya 2,250 (95% CI: 1,209 – 4,189).

Ket :
      Jika jenis penelitian Crosectional dan Kasus Kontrol, kekuatan hubunga dilihat dari nilai OR
      Sedangkan untuk jenis penelitian Kohort, Kekuatan hubungan dilihat dari nilai Kohort (RR)
      Pada data ini berasal dari penelitian Cross Sectional maka kita dapat menginterpretasikan nilai OR=5,464 sbb: Ibu yang tidak bekerja mempunyai peluang 5,46 kali untuk menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja.


Tabel 5.1
Hubungan antara pekerjaan  dengan jenis pemberian Asi pada Ibu di Puskesmas Kecamatan X Tahun 2019

Pekerjaan
Jenis Pemberian Asi
P Value
OR
95% Cl
Non Eksklusif
%
Eksklusif
%
Total
%
Bekerja
    17
68,0   
      8
32,0
  25
100,0

0,011

       5,464
    (1,627-18,357)
Tidak Bekerja
    7
28,0
   18
72,0
  25
100,0
Total
    24
48,0
    26
52,0
  50
100,0

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan  dengan jenis pemberian Asi pada Ibu di Puskesmas Kec. X tahun 2019, diketahui bahwa pada kelompok ibu yang bekerja, ada sebanyak 68,0 % yang memberikan Asi secara tidak eksklusif. Sementara pada kelompok ibu yang tidak bekerja, ada sebanyak 28,0% memberikan Asi secara tidak eksklusif.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,011 yang artinya P<0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha Diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubunagn antara pekerjaan  dengan jenis pemberian Asi pada Ibu di Puskesmas Kec. X tahun 2019
Hasil uji pula diperoleh nilai OR sebesar 5,464 (1,627-18,357 yang artinya  ibu yang bekerja mempunyai peluang 6 kali untuk tidak memberikan asi eksusif  dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.


Sebagai latihan, jawablah pertanyaan penelitian berikut
1.     Apakah terdapat Hubungan antara tingkat pendidikan dengan jenis pemberian ASI? (Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi)
2.     Apakah terdapat hubungan antara umur dengan jenis pemberian ASI
Umur kategori (<25 tahun dan ≥25 tahun)
Perintah !
1.     Analisis univariat (data kategorik dan data numerik)
2.     Analisis bivariat uji kai kuadrat